Tools Pertumbuhan Bisnis, ANSOFF MATRIX.
Oct 15, 2020 2020-10-22 6:01Tools Pertumbuhan Bisnis, ANSOFF MATRIX.
[Seri Business Framework & Tools #01]
Ansoff Matrix diperkenalkan oleh IGOR ANSOFF, seorang matematikawan dan pakar manajemen Rusia melalui paper-nya tahun 1957. Yg kemudian mulai disebarluaskan tahun 1958. Igor Ansoff juga dikenal sebagai bapak manajemen strategis dunia.
Ansoff Matrix ini memperbandingkan Market Vs Product. Artinya akan terbentuk 4 strategi sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
Strategi #1: MARKET PENETRATION
Existing Market – Existing Product
Strategi ini paling banyak digunakan. Menggunakan produk yang sama, untuk dipasarkan di market yang sama. Merebut market yang saat ini sudah mengenali dan memahami manfaat dari produk kita namun memilih untuk menggunakan produk kompetitor. Meningkatkan market share.
Untuk memahami hal ini kita dapat menggunakan BOSTON MATRIX untuk menganalisa sedang berada di mana produk/bisnis kita. Boston Matrix mendefinisikan Market Size vs Market Share.
Strategi ini relatif memiliki resiko yang rendah namun peluang pertumbuhan pun juga kecil. Setidaknya ada 2 jenis market yang akan kita hadapi dalam kondisi ini:
1. Tipe Swing Market : Market yg pernah menggunakan produk kita, namun tidak loyal menjadi customer kita. Mereka mudah beralih menggunakan produk kompetitor. Untuk tipe market seperti ini, kata kuncinya adalah : PIKAT
2. Tipe Reduce Market : Market yang memang tidak menggunakan produk kita. Namun mereka menggunakan produk kompetitor. Untuk tipe market seperti ini, kata kuncinya adalah : EMBAT. Kategori market ini bisa jadi karena memang mereka tidak mengenal produk kita, atau bahkan tidak tahu jika produk kita ada di dunia ini.
Strategi #2: MARKET DEVELOPMENT
New Market – Existing Product
Market Development fokus untuk membuat atau mendefinisikan pasar yang baru, namun dengan tetap menggunakan produk yang sudah ada. Jika pun ada pada perubahan produk, maka perubahan tersebut hanya perubahan minor, sekedar untuk menyesuaikan produknya agar dapat diterima oleh market yang baru. Seperti berubah bahasanya, berubah istilahnya, dan sejenisnya.
Pada Market Development, kita akan melakukan perubahan minimal salah satu di antara hal-hal berikut :
– Demografis : Umur, Jenis Kelamin, Penghasilan, Agama, Tingkat Pendidikan, Status Perkawinan, Kependudukan, Etnik, Ras, dan sejenisnya
– Geografis : Lokasi, Area, Wilayah, Radius, Jarak Tempuh, dan sejenisnya
– Psikografis : Gaya Hidup, Kecenderungan, Kepribadian, dan sejenisnya
– Behavior : Kebiasaan, Rute Perjalanan, Rutinitas, dan sejenisnya
Strategi #3: PRODUCT DEVELOPMENT
Existing Market – New Product
Menggunakan strategi ini resikonya relatif kecil, namun memiliki potensi pertumbuhan cukup besar. Hal ini disebabkan karena kita telah memahami market dengan segala potensi dan kebutuhannya. Demikian pula sebaliknya, market pun sudah mengenali dan memahami bisnis dan atau produk kita. Tentu saja hal ini menyebabkan customer acquisition cost (investment) pun menjadi rendah.
Product Development adalah membuat dan mengenalkan produk atau fitur baru kepada pasar yang sudah mereka miliki. Kita dapat melakukan perubahan minimal salah satu di antara hal-hal berikut :
– Produk itu sendiri. Menghadirkan produk yang benar-benar baru dan berbeda dengan produk kita sebelumnya.
– Packaging. Melakukan perubahan pada kemasan, membuat ukuran baru, membuat satuan baru, dan sejenisnya
– Place. Melakukan perubahan pada tempat produk tersebut didapatkan. Perubahan fasad. Dan sejenisnya.
– Price. Melakukan perubahan harga.
Strategi #4: DIVERSIFICATION
New Market – New Product
Strategi ini merupakan strategi yang paling beresiko, mengakses market yang baru dengan menggunakan produk yang baru. Memiliki potensi gagal yang tinggi, namun jika berhasil akan menjadi yang paling menarik.
Diversification menggabungkan Market Development dan Product Development sekaligus.
—
Nah, sekarang strategi mana yg ingin kita gunakan? Yang ingin kita terapkan untuk menumbuhkan bisnis kita?
Tentu saja kita harus memahami dan mengenali kebutuhan pasar (Audit Market). Pertanyaan “Apa problem yang ada di market yg sedang dan akan kita hadapi”, tentu tetap menjadi pertanyaan penting unt selalu kita jawab dengan memanfaatkan strategi di atas.
Kita juga harus memahami kondisi bisnis kita (Audit Bisnis). Kekuatan dan kelemahan kita harus kita kaji dan kita gali agar tidak justru membuat kita gagal dan semakin terpuruk ketika menjalankan strategi yg keliru.
Berikutnya, kita juga harus mengenali kompetitor yang sedang dan akan kita hadapi (Audit Kompetitor). Karena apapun strategi yg kita pilih, boleh jadi akan MENGGANGGU mereka. Tentu mereka pun tidak akan tinggal diam bukan ?
Salam hangat
Salim Suharis
facebook.com/salimsuharis