Inilah 4 Strategi Pemasaran Bisnis yang Cocok di Masa Krisis dari Coach Dr. Fahmi.
Jul 24, 2020 2020-07-29 10:10Inilah 4 Strategi Pemasaran Bisnis yang Cocok di Masa Krisis dari Coach Dr. Fahmi.
Inilah 4 Strategi Pemasaran Bisnis yang Cocok di Masa Krisis dari Coach Dr. Fahmi.
Strategi Pemasaran di masa krisis – Wabah virus corona yang kian mewabah ke segala penjuru Indonesia begitu berdampak terhadap banyak sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Banyak sektor bisnis yang mengalami penurunan drastis dalam operasionalnya, apalagi saat diterapkannya peraturan Pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dengan adanya peraturan Pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tersebut dalam upaya pencegahan penularan virus corona menyebabkan terhentinya sebagian operasional bisnis. Banyak perusahaan-perusahaan dan bahkan terasakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sedang berusaha dalam tahap bertahan hidup (surviving) dengan mempertahankan cash flow mereka pada masa krisis ini.
Menurut Jacky Mussry, Presiden International Council for Small Business (ICSB) Indonesia mengatakan bahkan memperkirakan terjadinya pelemahan daya beli dan menyebabkan perlemahan ekonomi berkepanjangan. Jika hal ini terus terjadi, UMKM akan menjadi pelaku ekonomi yang mengalami dampak paling besar.
Beliau menjelaskan bahwa pada kuartal tiga (Q3) 2020, kita akan mengalami saat-saat harus bertahan hidup (surviving) untuk kemudian memperbaiki kondisi di Q4 2020. Maka harus dipersiapkan dari sekarang.
Untuk itulah, UMKM harus segera melakukan strategi pemasaran baru di masa krisis sekarang ini. UMKM harus tetap menggerakkan bisnisnya meski terjebak di tengah masa krisis pandemi ini, yaitu dengan terus bergerak supaya bisnisnya bisa bertahan, bahkan semakin kuat saat krisis pandemi ini berakhir.
Berikut strategi yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM ini adalah :
1. Discover new opportunity (menemukan peluang baru)
Pelaku bisnis harus berperan sebagai Opportunity Hunter: berkelit meliuk mencari opportunity (peluang). Sehingga mampu bertumbuh di masa pandemi, dan tetap scale up di saat situasi yang sulit, menggunakan pola Samsung Model. Di masa krisis seperti sekarang, akan ada perubahan pada pasar yang harus digali dan dicari tahu oleh para pelaku bisnis. Seperti di masa pandemi ini, peluang barunya bisa jadi dalam bentuk bisnis atau layanan digital. Dari mulai adanya peluang-peluang usaha baru sampai banyak usaha yang mengalihkan usaha offlinenya ke online atau digital. Hal ini bisa menjadi peluang baru yang bisa dikembangkan oleh para pelaku UMKM untuk memperkuat usahanya yang sudah berdiri sebelum krisis wabah corona melanda.
2. Innovation become product solution (berinovasi dalam produk)
Strategi selanjutnya yaitu berinovasi dalam produk. Secara umum, inovasi produk memiliki arti sebagai suatu kemajuan fungsional dari suatu produk yang bisa membuat produk tersebut lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing. Minimal produk terbaru tersebut lebih bagus dari produk sebelumnya atau memiliki kelebihan dan keunggulan lain. Karena jika suatu produk memiliki suatu keunggulan, maka akan dilihat sebagai nilai tambah untuk konsumen.
Saat krisis seperti ini diperlukan untuk suatu usaha melakukan inovasi terhadap produknya. Inovasi inilah yang nantinya akan memberikan suatu cita rasa yang baru terhadap produk yang sudah ada sebelumnya. inovasi bisa menjadi cara pelaku bisnis mewujudkan langkah discovery (pemulihan).
Sebagai contoh kita ambil dari produk permen kopi. Produk permen kopi merupakan produk yang diciptakan dengan pertimbangan efisiensi meminum kopi untuk masyarakat yang semakin sibuk. Dari hal itu bisa kita kembangkan kepada produk kita, yaitu dengan membuat produk baru berupa produk yang tetap bisa mengakomodasi masyarakat saat masa-masa social distancing ini seperti sekarang ini.
Kemudian contoh lain, misalnya saat ini banyak orang tidak bisa datang ke restoran-restoran dan ke tempat makan lainnya, bisa jadi akan masih banyak orang yang takut melakukan transaksi di tempat umum. Sehingga, hal ini akan menimbulkan behaviour baru di pasar. Maka, hadirkanlah dan ciptakanlah produk atau pelayanan baru yang bisa konsumen kita beli dan nikmati tanpa harus datang ke restoran atau tempat makan itu.
3. Active listening to target market (Mengerti akan target pasar saat ini)
Selanjutnya adalah active listening to target market. Langkah ini menjadi lanjutan dari discovery dan innovation di mana sebagai pelaku bisnis harus mengetahui benar apa keinginan dan kebutuhan yang sedang dicari oleh pasar.
Gunakan media sosial untuk melakukan riset pasar dalam mengulik apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh target pasar saat ini. Komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam langkah ini. Dengan hal tersebut, kita bisa memberikan atau menciptakan suatu produk atau kondisi yang saat ini dibutuhkan dan banyak dicari oleh masyarakat saat ini.
4. Human interest (Pendekatan dengan masyarakat)
Setelahnya, kita bisa lakukan dengan pendekatan human interest. Human interest juga berarti kita berusaha terus mengamati pola tingkah laku manusia, dan hal terpenting lainnya adalah mengasah cara berkomunikasi. Seorang pelaku bisnis atau business owner bisa melakukan komunikasi pemasaran yang menunjukkan rasa empati. Tunjukan kepedulian kita kepada masyarakat. Sehingga setelah krisis selesai, brand kita memiliki hal yang membekas di hati pelanggan kita dan memiliki nilai advokasi baik.
Seperti yang disampaikan Coach Dr. Fahmi di kelas Grounded Business Coaching, seorang pelaku bisnis (business owner) harus bisa melakukan kegiatan pemasaran (promosi) yang lebih efektif, lebih efisien dibandingkan dengan yang dilakukan oleh para pesaing. Untuk itu penting adanya memahami bagaimana pasar yang ada (understanding your market). Kenali pasar-pasar yang belum tergarap dengan baik, yang merupakan target market besar bisnis kita.
Itulah beberapa diantara strategi yang bisa kita lakukan untuk bisnis dan usaha kita supaya bisa tetap eksis di masa krisis. Seorang pengusaha harus bisa membaca dan mencari peluang baru, launching dan opening produk serta usaha yang baru.