Blog

Pindah Core Competence di masa krisis? Perhatikan 3 Cara berikut Mengelola Core Competency Bagi Pengusaha!

core competency coach dr fahmi
Strategi Bisnis

Pindah Core Competence di masa krisis? Perhatikan 3 Cara berikut Mengelola Core Competency Bagi Pengusaha!

Core Competence (kompetensi inti) memiliki arti penting bagi pengusaha atau pebisnis. Dilansir dari situs intipesan.com, bahwa Istilah Core Competence (kompetensi inti) ini pertama kali berasal dari artikel Tinjauan Bisnis Harvard 1990 oleh C.K. Prahalad dan Gary Hamel berjudul “The Core Competence of The Corporation”. Dimana hal tersebut merujuk kemampuan seseorang menguasai sebuah pekerjaan secara total, berdasarkan nilai-nilai pribadi ataupun nilai-nilai perusahaan, baik secara spiritual maupun ritual.

Artinya seseorang dengan kompetensi inti mampu menentukan proses kerja terbaik, menentukan arah yang benar, membuat keputusan yang tepat, dan bertindak mewujudkan pekerjaan tersebut dengan kemampuan total berdasarkan nilai-nilai yang sudah menyatu secara holistik ke dalam diri kita. Dalam hal ini, hati, pikiran, jiwa, dan tubuh menyatu dalam integritas dan akuntabilitas, untuk mewujudkan hasil akhir terbaik dari pekerjaan dengan sepenuh hati.

Seorang pengusaha (business owner) perlu terus mengembangkan diri dan belajar dari berbagai ilmu dan strategi bisnis untuk membentuk pola pikir mendasar yang memperkuat karakter, membangun kompetensi dan pengalaman bagi seorang pengusaha (business owner) dalam mengembangkan perusahaannya (bisnisnya).

Dengan demikian seorang pengusaha perlu mempelajari lebih lanjut tentang konsep bisnis, dan kemudian menentukan core competence (kompetensi inti) perusahaan untuk mendapatkan keuntungan maksimum.

Berikut adalah tiga cara mengelola Core Competency bagi pengusaha:
1. Menentukan Core Competence (kompetensi inti)
Pertama, penting untuk kita pahami bahwa ketika berbicara tentang kapabilitas, kita melihat pada tingkat perusahaan secara keseluruhan. Hal ini bukan soal hanya peran sebagai pemilik bisnis atau anggota tim tertentu yang mewakili bisnis. Namun Core Competence (kompetensi inti) dari bisnis apa pun adalah keunggulan strategis dan kompetitif yang dimilikinya terhadap para pesaingnya.

Core Competence (kompetensi inti) dapat berupa aset khusus, seperti peralatan, proses, atau kekayaan intelektual, tetapi lebih sering merupakan keterampilan atau kemampuan spesifik yang dilakukan perusahaan dengan sangat baik.

Terdapat dua sifat yang dimiliki oleh sebagian besar Core Competence (kompetensi inti). Pertama, perusahaan kita berpusat pada apa yang dilakukan perusahaan untuk klien, atau bagaimana layanan dan produk perusahaan kita bermanfaat bagi pelanggan.

Kedua, Core Competence (kompetensi inti) bukanlah sesuatu yang pesaing membuat kita harus bergerak cepat. Setidaknya tidak tanpa banyak usaha dan waktu.

Inti dari Core Competence (kompetensi inti) yaitu memungkinkan kita menonjol di pasar bisnis dari semua kompetitor. Fakta mengatakan bahwa perusahaan lain tidak dapat dengan mudah meniru kita, lebih jauh memastikan kita memberikan nilai ekstra kepada pelanggan kita dan prospek bisnis perusahaan, memicu strategi baru dan mengantisipasi kepuasan pelanggan. Ini mendorong pertumbuhan dan perkembangan masa depan perusahaan kita serta meningkatkan pendapatan.

2. Mencoba Mengidentifikasi Contoh Core Competence (kompetensi inti)
Banyak merek dan perusahaan terkemuka yang kita kenal telah memanfaatkan Core Competence (kompetensi inti) mereka. Setelah kita melihat kekuatan tersebut, kita dapat melihat seberapa baik perusahaan telah memanfaatkannya untuk memenangkan merek yang lebih besar dan meningkatkan laba.

Sebut saja Apple, sewaktu dipimpin oleh Steve Jobs, ia mendapatkan reputasi gemilang untuk desain produk yang inovatif. Dari iMac ke iPhone dan sesudahnya, Apple telah berulang kali menunjukkan kecemerlangannya dalam menata ulang kemungkinan dalam teknologi konsumen. Ia memenangkan pengakuan merek dan loyalitas pelanggan yang tak tertandingi secara global, menjadikannya kekuatan pasar yang dominan.

Terkadang bahkan ketika perusahaan membuat strategi bisnis yang tampak signifikan dalam model bisnisnya, perusahaan itu sebenarnya masih berurusan dengan Core Competence (kompetensi inti) nya.

Salah satu contoh lainnya adalah Netflix, yang memulai keberadaan perusahaannya dengan mengirimkan DVD fisik kepada pelanggannya melalui jasa layanan pos. Mereka adalah raksasa video streaming yang menghasilkan konten orisinal paling top. Namun Core Competence (kompetensi inti) Netflix tidak berubah ketika modelnya berubah. Itu masih mengirimkan konten visual langsung ke rumah pelanggannya dengan cara yang paling nyaman tersedia.

Core Competence (kompetensi inti) bisnis lainnya tentu ada. Perusahaan kita dapat unggul dalam layanan pelanggan, keandalan atau manajemen waktu kerja, pemecahan masalah, fleksibilitas, responsif terhadap tuntutan pasar yang berubah, harga yang kompetitif, dan bahkan manajemen dalam hal pemasokan.

3. Memahami Core Competence (kompetensi inti) Perusahaan Kita
Seperti yang ditunjukkan pada langkah sebelumnya, bahwa meningkatkan Core Competence (kompetensi inti) bisnis dengan sukses itu tergantung pada pengidentifikasian keunggulan perusahaan. Dari sana kunci perusahaan yang maju dengan Core Competence (kompetensi inti) nya adalah mengembangkan kompetensi itu dengan cara yang memberikan kontribusi signifikan, kepada pelanggan dan membedakan merek perusahaan kita dari kompetitor. Jika kita baru memulai bisnis baru, atau membangun produk baru, tentu hal ini sangatlah penting untuk kita kelola.

Dalam mengelola bisnis, seperti yang selalu disampaikan Coach Dr. Fahmi di kelas workshop Grounded Business Coacing, pengusaha (business owner) perlu mendisiplinkan cara berpikir besar agar bisnis yang dikelola menjadi seperti yang diharapkan.

Untuk itu, ada 3 (tiga) pertanyaan yang harus kita mampu jawab yang tercantum dalam narasi pertanyaan bisnis What Do You Expect ? yaitu:

1. What’s Better; apa yang bisa diperbaiki dari bisnis Anda, dan apa yang bisa Anda lakukan saat ini yang bisa lebih baik dari kompetitor Anda. Proses apa yang mau Anda challenge.
2. What’s New; sesuatu yang baru, sesuatu yang orang lain belum lakukan, apa yang baru di bisnis Anda, apa yang bisa saya tambahkan di bisnis ini, yang orang lain/kompetitor belum lakukan.
3. What’s Next; apa berikutnya yang bisa saya berikan pada customer saya. Pikirkanlah hal-hal yang tidak mungkin.

Tiga pertanyaan di atas harus mampu diselesaikan, agar pengusaha (business owner) tergerak untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Tony Robbins bahwa “There is always room in your life for thinking bigger, pushing limits & imagining the impossible”. Pengusaha (business owner) harus berpikir lebih besar, lebih besar lagi, dari yang bisa dilakukan saat ini, yang kedua pushing the limits, mendorong batas baru, membuat batas baru dan imagining the impossible membayangkan hal-hal yang tidak mungkin. Prosedur operasional yang telah dibakukan dalam System Operational Procedure (SOP) maupun panduan kerja, selanjutnya harus diimplementasikan secara disiplin, secara benar, secara proper agar semua proses operasional yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lebih menghasilkan. Dengan demikian, system akan menjadi pendorong atas peningkatan kinerja dan produktivitas.

Mengidentifikasi apa yang dilakukan perusahaan dan Core Competence (kompetensi inti) dari perusahaan kita dengan baik, seharusnya relatif mudah. Kebiasaan-kebiasaan, pengalaman unggul pengusaha (business owner) dan leader yang hadir dan terlibat dalam proses bisnis harus direkam, tercatat, terdokumentasikan menjadi suatu sistem baku kerja yang teratur, terarah, dan terstruktur sehingga setiap hasil kerja atau outcome bisa diukur secara akurat.

Cari tahu juga mengenai tolak ukur industri yang dapat dilampaui oleh perusahaan kita, kemudian selanjutnya cobalah kita mengidentifikasi kompetensi yang memberikan manfaat kepada pelanggan secara langsung, sekaligus membuat kita berbeda dari para pesaing kita.

Jadi, sebelum kita mengambil keputusan untuk pindah Core Competence (kompetensi inti) pada bisnis kita, alangkah baiknya kita mengidentifikasi terlebih dahulu poin-poin yang telah kita bahas di atas. Kita harus berani melangkah, tapi jangan sampai salah melangkah yang malah membuat kita tergelincir.

Untuk mempertajam Core Competence (kompetensi inti) Anda, bisa dengan belajar bersama para pengusaha nasional di Grounded Business Coaching dan Grounded Leadership Coaching bersama Coach Dr. Fahmi. Semoga bermanfaat.

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare