Blog

Roda Bisnis Melemah saat Pandemi? Segera Lakukan Strategi TurnAround!

Strategi Turnaround coach dr. fahmi
Strategi Bisnis

Roda Bisnis Melemah saat Pandemi? Segera Lakukan Strategi TurnAround!

Sejak munculnya wabah COVID-19 atau Virus Corona yang menjangkit seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, mengakibatkan perubahan pola produksi para pengusaha. Penyebaran virus ini memang memperlambat pertumbuhan ekonomi baik itu secara nasional maupun dunia. Akhirnya juga berdampak ke berbagai sektor industri di tanah air mulai dari manufaktur hingga finansial. Dari Perusahaan-perusahaan besar, hingga pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama Februari 2020 nilai impor dari semua golongan barang turun dibanding Januari 2020. Mulai dari impor bahan konsumsi yang menurun 39,91%, lalu impor bahan baku/penolong turun 15,89% hingga barang modal turun 18,03%. Hal tersebut juga membuktikan bahwa penurunan impor bahan baku tersebut dalam negeri tengah lesu.

Penurunan ini juga memang akan muncul dikarenakan memang adanya pembatasan terhadap segala bentuk aktivitas di luar rumah demi mencegah penyebaran COVID-19 yang akhirnya berdampak pada aktivitas ekonomi serta membuat perputaran uang semakin melambat. Wabah virus corona ini tidak hanya berdampak kepada sektor industri saja, akan tetapi berdampak pula pada sektor keuangan. Sehingga banyak perusahaan atau bahkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan dan keterpurukan, bahkan banyak juga yang sampai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya.

Perusahaan yang sedang mengalami kelemahan tersebut ciri-ciri utamanya adalah negatifnya balance sheet dari perusahaan tersebut dan kondisi ini makin hari semakin buruk dan kronis, atau dengan kata lain indikator finansial merupakan indikator utama untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sedang mengalami keterpurukan (resesi) atau tidak.

Negatifnya balance sheet dari perusahaan sendiri dipengaruhi rendahnya tingkat pemasukan dari perusahaan jika dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, misalnya dengan makin rendahnya tingkat permintaan terhadap produk yang diproduksi oleh perusahaan, yang juga mungkin disebabkan karena adanya produk yang lebih baik dari pesaing, atau penyebab lainnya adalah tingkat permintaan yang cenderung konstan tetapi tingkat pengeluaran yang terus meningkat dari periode per periode sehingga membuat balance sheet perusahaaan menjadi tidak seimbang dan menjadi semakin buruk dari waktu ke waktu.

Dengan hal demikian, seperti yang disampaikan oleh Coach Dr. Fahmi pada kelas workshop Grounded Business Coaching, jika bisnis kita mengalami resesi tersebut, sudah saatnya perusahaan tersebut melakukan strategi turn around. Turn around strategy adalah strategi untuk membalikkan penurunan profitabilitas kembali menuju pemulihan dan mencapai masa depan yang berkelanjutan. Perusahaan dalam situasi dan kondisi krisis membutuhkan tindakan drastis dan restrukturisasi untuk menghasilkan perubahan haluan.
Ada 3 (tiga) prinsip TurnAround, yaitu:
1. Low cost
2. Differentiation product
3. Leadership

Sebuah riset yang dilakukan oleh Frederick M. Zimmerman dalam bukunya The TurnAround Experience terhadap 16 (enam belas) bisnis besar yang beroperasi di kurun waktu selama 1902 – 1988, bisnis tersebut masing-masing diteliti selama 20 tahun, dihasilkan kesimpulan bahwa TurnAround yang berhasil, melibatkan karakter pelaku bisnis yang jujur, adil, pekerja keras dan mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni.

Strategi ini sendiri tujuannya untuk membawa perusahaan yang sedang mengalami resesi dan mengarah pada keadaan bangkrut kembali ke arah normal atau setidaknya membawa perusahaan memulihkan kondisinya sehingga perusahaan tidak terlalu mengalami resesi sehingga tidak akan menyebabkan terjadinya penutupan perusahaan, yang tentu saja akan berdampak lebih luas seperti adalah PHK besar-besaran sehingga juga dapat memicu demonstrasi dari karyawan-karyawan pada perusahaan tersebut.

Dengan melihat kondisi demikian, seorang pengusaha harus segera melakukan strategi Turn Around dalam upaya pemulihan bisnis yang mengalami kelesuan karena terdampak virus corona ini.

Kebutuhan akan strategi turn around juga dapat muncul karena adanya tekanan lingkungan eksternal seperti perubahan dalam selera dan preferensi konsumen, perubahan dalam kebijakan pemerintah, permintaan jenuh untuk produk, ancaman dari produk pengganti, dan lain sebagainya.

Strategi Turn Around ini kita lakukan saat situasi dan kondisi seperti sekarang ini, karena adanya tekanan lingkungan eksternal seperti perubahan dalam selera dan preferensi konsumen yang disebabkan oleh dampak virus corona, adanya kebijakan pemerintah mengenai PSBB sehingga membatasi interaksi kita dengan pelanggan kita, permintaan jenuh kepada produk kita, adanya ancaman dari produk pengganti, dan lain sebagainya.

Seorang pengusaha atau pemimpin dari suatu perusahaan harus tahu persis dimanakah posisi perusahaannya berada. Apakah perusahaan masih layak untuk dipulihkan melaui turn around? Atau kah sudah berada pada tahap krisis dan sulit dipulihkan.

Pada saat resesi inilah turn around strategy memiliki peran yang penting, bagaimana menghasilkan sebuah strategi pemulihan yang efektif, efisien serta tepat dan cepat dalam membawa perusahaan keluar dari resesi yang ada benar-benar sangat dibutuhkan.

Perumusan strategi pemulihan yang tepat dan efektif tentu saja harus mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada pada perusahaan tersebut, dalam artian bahwa kondisi atau penyebab utama yang menyebabkan perusahaan mengalami resesi, apakah pada produknya, manajemen/pemiliknya, kebijakan strategi perusahaannya atau memang kondisi lingkungan luar yang menyebabkan terjadinya resesi tersebut (contoh resesi yang terjadi di AS menyebabkan resesi di kawasan lain). Dari penyebab inilah strategi pemulihan yang tepat dan cepat dapat dirumuskan.

hal pertama yang dilakukan adalah tentu saja harus mengurangi beban dari perusahaan, atau dalam hal ini adalah biaya operasional yang dipandang tidak terlalu signifikan dampak dan kegunaannya bagi perusahaan sehingga akan secara langsung berpengaruh pada balance sheet perusahaan seperti mengurangi tenaga kerja (umumnya sering dilakukan), penutupan pabrik di cabang-cabang, pengurangan jumlah produksi serta pengurangan biaya distribusi.

Langkah berikutnya yaitu melakukan pembenahan di sisi manajemen, dimana yang harus dilakukan adalah dengan segera mengganti pemimpin atau direktur utama dan menggantinya dengan orang baru, dalam hal ini yang dipertimbangkan adalah sisi psikologis dari orang tersebut. Kedua hal tersebut merupakan tindakan yang harus dan cepat diambil sebagai langkah awal.

Langkah selanjutnya setalah melakukan hal-hal tersebut adalah dengan mengevaluasi kondisi internal dari perusahaan, dalam hal ini adalah mengidentifikasi apakah penyebab utama dari resesi yang dialami oleh perusahaan sendiri apakah pada produk, jika demikian maka segeralah lakukan inovasi yang cepat pada produk tersebut, dengan melakukan penelitian mengenai keinginan dari konsumen dan setelah itu dikaitkan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut apakah sudah sesuai atau belum dengan keinginan konsumen, jika belum segeralah lakukan penyesuaian.

Kemudian produk tersebut dibandingkan dengan produk dari pesaing apa yang membedakannya, dengan demikian maka produk yang dijual dapat kembali diminati oleh konsumen yang tentu saja akan menyehatkan kembali balance sheet yang ada (contohnya krisis yang dialami oleh IBM dan oleh CEO yang baru telah menemukan sebuah jalan keluar yang cukup baik dengan menghasilkan produk yang kembali peningkatkan tingkat penjualan produk IBM).

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare