Kesenjangan pendidikan Indonesia terlihat jelas dari minimnya jumlah mahasiswa di universitas ternama dunia (11 mahasiswa Indonesia di Harvard University pada tahun 2023, dibandingkan dengan 1.200 mahasiswa dari Tiongkok) serta hasil riset PISA 2018 (Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara) dan CIPS 2021 (ketertinggalan kualitas pendidikan Indonesia setara dengan 128 tahun). Rendahnya kesadaran akan kemampuan akademik dan terbatasnya akses pendidikan tinggi (APK perguruan tinggi di Indonesia hanya 31,19% pada tahun 2022) menjadi tantangan besar bagi generasi muda.

Namun, kondisi ini tidak boleh menjadi penghalang bagi generasi muda untuk terus berkarya dan belajar. Anak muda harus terus mengasah keterampilan, baik dalam bidang akademis maupun kewirausahaan. Penting untuk terus menguji batasan diri, mengembangkan kegigihan, dan membangun jaringan sosial yang kuat. Dengan semangat pantang menyerah dan tekad yang kuat, generasi muda dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.

Membangun peradaban Indonesia gemilang bukanlah hal yang mustahil. Meski tantangan pendidikan terasa berat, potensi anak muda Indonesia tidak boleh diabaikan. Dengan terus mengembangkan diri, berinovasi, dan berkolaborasi, generasi muda dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah. Mari bersama-sama membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di kancah global dan meraih kejayaan yang selama ini didambakan.

Pembangunan sumber daya manusia berfokus kepada upaya mendorong semua aspek kehidupan manusia meningkatkan kemampuan berdaya tumbuh dan berdaya saing guna mewujudkan generasi gemilang (CF).

“Anak muda teruslah berkarya, teruslah belajar, teruslah berdagang, teruslah berlatih memobilisasi orang, modal dan sumber daya, teruslah melatih otot-otot relasi sosialmu. Jika ada satu yang melemahkan, buat 10 orang yang menguatkan. Jika ada satu yang menggelapkan, buat 10 orang yang mencerahkan. (CF)”

Ditulis Coach Dr. Fahmi ,

Founder Al Farabi Leadership School